Sistem Imun
dr. Thomas Budi Setiawan
Manusia
dan hewan mempunyai sistem pelacakan dan penjagaan terhadap benda asing yang
dikenal dengan sistem imun, di mana dapat
melindungi tubuh terhadap penyebab penyakit patogen seperti virus,
bakteri, parasit, jamur dan mikroba lainnya.Tubuh setiap hari berhubungan
dengan mikroba patogen, baik yang ada di lingkungan (udara, air, tanah, dsb)
maupun yang menempel pada tubuh (kulit, selaput lendir saluran nafas, selaput
lendir mata maupun yang masuk bersama makanan dan minuman).

Imunitas adalah pertahanan terhadap penyakit terutama infeksi. Gabungan sel,
molekul, dan jaringan yang berperan dalam pertahanan terhadap infeksi
disebut Sistem Imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul
dan bahan lainnya terhadap mikroba disebut respon imun.
Fungsi sistem imun:
- Melindungi tubuh dari
invasi penyebab penyakit; menghancurkan dan menghilangkan mikroorganisme
atau substansi asing
(bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam
tubuh
- Menghilangkan jaringan atau sel yang mati
atau rusak (debris sel) untuk perbaikan jaringan.
- Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Ada dua sistem imun tubuh:
- Sistem imun nonspesifik (innate immune system)
- Sistem imun spesifik (adaptif) (adaptive immune
system)
Antara kedua sistem imun tersebut
ada kerja sama yang erat yang satu tidak bisa dipisahkan dari yang lain.
Hal-hal yang mencegah invasi mikroba
dari luar (sistem pertahanan fisik):
- Kulit yang utuh merupakan
benteng pertahanan terluar untuk mencegah masuknya mikroorganisme
pathogen. Kulit di sini juga termasuk produknya yaitu keringat.
- Gerak rambut getar, sekresi
lendir pada sal nafas dan refleks batuk.
- Kelenjar air mata yang
mengeluarkan lisozim (lyzozyme) yang dapat menghancurkan mikroba.
Lisozim merupakan enzim pelisis.
- Asam lambung (HCl). pH di
lambung sangat asam (pH rendah) sehingga banyak mikroorganisme tidak bisa
hidup pada kondisi ini. Namun tidak berlaku untuk Helitobacter pylori,
yang bisa hidup di lambung. Di curigai mikroorganisme ini yang menyebabkan
kanker lambung. Menurut beberapa penelitian, tempe merupakan tempat
menyenangkan bagi H. pylori, sehingga orang yang postif memiliki H.
pylori tidak dianjurkan memakan tempe.
- Gerakan peristaltik usus
- pH rendah pada vagina maupun urin.
Jika
mikroba tetap masuk, maka sistem imun akan berkerja. Hal-hal yang membuat
mikroba yang sudah masuk jaringan tubuh menjadi tidak berdaya. Sistem imun
terbagi menjadi dua yaitu sistem imun non spesifik (innate imunity) dan
sistem imun spesifik (adaptive immunity). Kedua sistem ini yang
melindungi tubuh dan mengeliminasi agen penyakit.
Pertahanan
spesifik (cellular imunity). Dilakukan oleh leukosit, dengan cara fagositosis.
Sel PMN (polimorfonuklear), monosit, makrofag, limfosit. Melibatkan limfokin
yaitu IL, TNF, IFN.
Pertahanan
spesifik (humoral immunity). Dilakukan oleh antibodi dan antitoksin, menahan
serangan mikroba maupun terhadap toksinnya. Spesifik artinya: antibodi untuk
melawan mikroba tertentu hanya bisa menahan serangan mikroba tertentu pula.
Melibatkan imunoglobulin.
Sistem pertahanan tubuh tiga lapis:
Lapis pertama : kulit
Lapis
kedua : sel darah putih fagositik (di luar leukosit). Sel darah putih ada
basofil, eosinofil, dan neutrofil (merupakan granulosit). Yang bukan granulosit
yaitu monosit dan limfosit. Granulosit yaitu di daerah sitoplasma ada
granula/butir-butiran.
Lapis
ketiga : limfosit, antibodi
Organ
limfatika
Organ limfatika primer: thimus dan sumsum tulang/bone marrow
Organ limfatika skunder: cincin Waldeson (sekitar daerah tonsil/amandel). Anak
kecil yang sering mencret bisa melepaskan Peyer Patcher dari ususnya. Padahal
bagian ini diperlukan untuk pertahanan tubuh. Sehingga pada saat dewasa menjadi
mudah sakit. Amandel juga merupakan sistem pertahahan tubuh. Jika dilakukan
operasi maka ke depannya akan sering sakit.
Gambar Sistem Imun
Sakit Akibat Serangan Sistem Imun Tubuh Sendiri

Gangguan ini disebut
gangguan atau penyakit autoimun. Gangguan
autoimun adalah suatu kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara
keliru menyerang dan menghancurkan jaringan sehat.
Normalnya, pasukan
sistem kekebalan tubuh sel darah putih membantu melindungi tubuh terhadap zat
berbahaya, yang disebut antigen. Contoh antigen termasuk bakteri, virus, racun,
sel-sel kanker dan darah atau jaringan dari orang atau spesies lain. Sistem
kekebalan tubuh akan membuat antibodi yang menghancurkan zat-zat berbahaya.
Tapi pada pasien dengan
gangguan autoimun, sistem kekebalan tidak bisa membedakan antara jaringan tubuh
yang sehat dan antigen.
Hasilnya adalah
resposn imun yang merusak jaringan tubuh normal. Ini adalah reaksi
hipersensitivitas mirip dengan respon di alergi.
Pada alergi,
sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat eksternal yang biasanya akan
diabaikan. Tapi pada gangguan autoimun, sistem kekebalan tubuh bereaksi
terhadap jaringan tubuh normal. Yang
menyebabkan sistem kekebalan tubuh tidak bisa membedakan antara jaringan normal
dan antigen tidak diketahui.
Satu teori menyebutkan
bahwa beberapa mikro-organisme (termasuk bakteri) dan obat-obatan dapat memicu
beberapa perubahan, terutama pada orang yang memiliki gen yang membuat mereka
lebih rentan terhadap gangguan autoimun.
Seperti dilansir dari NLM, gangguan
autoimun dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:- Perusakan satu atau lebih jenis jaringan tubuh
- Pertumbuhan organ abnormal
- Perubahan fungsi organ
Gangguan autoimun dapat
mempengaruhi satu atau lebih organ atau jaringan. Organ dan jaringan yang
umumnya terkena oleh gangguan autoimun adalah sel darah merah, pembuluh darah,
jaringan ikat, kelenjar endokrin seperti tiroid atau pankreas, otot, sendi, dan
kulit.
Seseorang bisa memiliki
lebih dari satu gangguan autoimun pada saat yang sama. Ada lebih 80 jenis
penyakit akibat gangguan autoimun.
Berikut beberapa contoh penyakit karena serangan
sistem imun tubuh sendiri:- Hashimoto tiroiditis (gangguan kelenjar tiroid)
- Pernicious anemia (penurunan sel darah merah yang
terjadi ketika tubuh tidak dapat dengan baik menyerap vitamin B12 dari
saluran pencernaan)
- Penyakit Addison (penyakit yang terjadi ketika
kelenjar adrenal tidak memproduksi cukup hormon)
- Diabetes tipe I
- Rheumatoid arthritis (radang sendi)
- Systemic lupus erythematosus (SLE atau gangguan
autoimun kronis, yang mempengaruhi kulit, sendi, ginjal dan organ lainnya)
- Dermatomyositis (penyakit otot yang dicirikan dengan
radang dan ruam kulit)
- Sjorgen sindrom (kelainan autoimun dimana kelenjar
yang memproduksi air mata
- Multiple sclerosis (gangguan autoimun yang
mempengaruhi otak dan sistem saraf pusat tulang belakang)
- Myasthenia gravis (gangguan neuromuskuler yang
melibatkan otot dan saraf)
- Reactive arthritis (peradangan sendi, saluran kencing
dan mata)
- Penyakit Grave (gangguan autoimun yang mengarah ke
kelenjar tiroid hiperaktif)
Gejala gangguan
autoimmune sangat bervariasi dan tergantung pada penyakit tertentu. Gejala yang
umum adalah pusing, kelelahan, sakit, dan demam kelas rendah.
Perawatan yang
digunakan tergantung pada penyakit tertentu dan gejala. Misalnya, pemberian
suplemen tiroid, vitamin, suntikan insulin atau transfusi darah. Tidak ada
usaha pencegahan yang bisa dilakukan untuk gangguan ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar