Kamis, 31 Agustus 2017

pemeriksaan trombosit dan rumple leed

Pemeriksaan Trombosit dan Rumple Leed
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Setiap makhluk hidup membutuhkan zat-zat makanan yang diperoleh dari lingkungannya. Untuk memasukkan dan membuang sisa zat makanan memerlukan sistem transportasi. Sistem sirkulasi atau transportasi pada tubuh manusia meliputi sistem peredaran darah manusia meliputi sistem peredaran darah dan peredaran getah bening. Komponen sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan pembuluh darah.
Luka bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah. Trombosit menyebabkan darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera untuk mencegah terjadinya kekurangan darah.



1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana pemeriksaan waktu perdarahan (bleeding time) ?
b. Bagaimana pemeriksaan pembekuan darah (clotting time) ?
c. Bagaimana cara menghitung trombosit ?
d. Bagamaina pemeriksaan rumple LEED ?

1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pemeriksaan waktu perdarahan (bleeding time).
b. Untuk mengetahui pemeriksaan pembekuan darah (clotting time).
c. Untuk mengetahui cara menghitung trombosit.
d. Untuk mengetahui pemeriksaan rumple LEED.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemeriksaan Waktu Perdaran (Bleeding Time)

Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan untuk berhentinya darah mengalir. Ada beberapa metode dalam Bleeding Time yaitu :
1. Metode ivy
Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode Ivy, tekanan darah manset ditempatkan di lengan atas dan meningkat sampai 40 mmHg. Sebuah pisau bedah atau pisau bedah yang digunakan untuk melakukan tusukan luka di bagian lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis pegas paling umum digunakan untuk membuat potongan berukuran standar. Kawasan ditikam dipilih sehingga tidak ada vena superfisialis. Ini pembuluh darah, karena ukuran mereka, mungkin kali pendarahan lagi, terutama pada orang dengan pendarahan cacat. Waktu dari ketika luka menusuk dibuat sampai pendarahan semua telah berhenti diukur dan disebut waktu perdarahan (Bleeding Time). Setiap 30 detik, handuk kertas digunakan untuk membersihkan dari darah. Tes ini selesai ketika pendarahan telah berhenti sepenuhnya.
2. Metode duke
Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari yang ditusuk untuk menyebabkan perdarahan. Seperti dalam metode Ivy, tes ini waktunya dari awal pendarahan sampai pendarahan benar-benar berhenti. Kerugian dengan metoda Duke adalah bahwa tekanan pada vena darah di daerah menusuk tidak konstan dan hasil yang dicapai kurang dapat diandalkan. Keuntungan dengan metode Duke adalah bahwa bekas luka tidak tetap setelah ujian. Metode lain dapat menyebabkan bekas luka, garis rambut kecil di mana luka tersebut dibuat. Namun, ini adalah sebagian besar perhatian kosmetik.
Tidak ada persiapan khusus yang dibutuhkan pasien untuk tes ini. daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan dengan alkohol. alkohol harus ditinggalkan di kulit cukup lama untuk membunuh bakteri pada tempat luka. Alkohol harus dikeluarkan sebelum menusuk lengan karena alkohol akan berdampak buruk hasil tes oleh pembekuan menghambat.
Prosedur Kerja
Alat & Bahan :
1. stopwatch
2. kertas saring
3. tensimeter
4. lancet
5. kapas
6. alkohol 70%

Cara Kerja :
1. Siapkan lanset dalam keadaan steril
2. Pasang tensimeter pada bagian lengan atas naikkan tensi 40mmHg pertahankan tekanan selama pemeriksaan berlangsung.
3. Bersihkan dengan alkohol ujung jari tengah, tusuk dengan lanset secara aseptis, usap darah yang keluar dengan kertas saring, catat keadaan darah setiap 30 detik sekali, kulit jangan ditekan.
4. Hentikan stopwatch jika darah sudah tidak keluar.
Tes bleeding Time di lakukan untuk mengetahui aktivitas pembekuan darah dan mendiagnosa masalah pendarahan. Nilai normal untuk bleeding time adalah 1-6 menit. Pendarahan waktu lebih lama dari normal mungkin karena :
    ~Volume darah
    ~ Teknik pengambilan darah
    ~ Darah ada kelainan
    ~ Agregasi trombosit
    ~ Trombositopenia

2.2 Pemeriksaan Waktu Pembekuan darah (Clotting Time)

Clotting Time adalah waktu yang di perlukan darah untuk membeku atau waktu yang di perlukan saat pengambilan darah sampai saat terjadinya pembekuan.
Hal ini menunjukkan seberapa baik platelet berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk pembekuan darah. Trombin waktu membandingkan tingkat pasien pembentukan gumpalan dengan sampel dari normal plasma dikumpulkan. Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. Jika plasma tidak segera membeku, itu berarti kekurangan (fibrinogen kuantitatif) atau cacat kualitatif (fibrinogen disfungsional). Jika seorang pasien yang menerima heparin( substansi yang berasal dari bisa ular reptilas)e disebut digunakan bukan trombin. Reptilase memiliki tindakan yang mirip dengan trombin tetapi tidak seperti trombin tidak dihambat oleh heparin. Trombin waktu dapat diperpanjang oleh: heparin, produk degradasi fibrin, antikoagulan lupus.
Dalam bidang tes koagulasi, Clotting time adalah salah satu yang paling prosedural sederhana. Setelah membebaskan plasma dari seluruh darah dengan sentrifugasi, Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. bekuan ini terbentuk dan terdeteksi optikal atau mekanis dengan alat koagulasi. Waktu antara penambahan trombin dan pembentukan gumpalan dicatat sebagai Clotting time.
Prosedur Kerja
Alat dan Bahan :
1. Stopwatch
2. Kertas saring
3. Tensimeter
4. Lancet
5. Kapas
6. Alkohol

Cara Kerja :
1. Siapkan lancet dalam keadaan steril
2. Teteskan darah sebanyak 0,5 ml di atas objek glass
3. Nyalakan stopwatch selama 30 detik, darah dimiringkan sampai terbentuk benang-benang fibrin, matikan stopwatch jika darah telah membeku.
4. Bersihkan dengan alkohol ujung jari yang ditusuk dengan lanset, setelah semua pekerjaan selesai.
Tes Clotting time dilakukan untuk mengetahui faktor pembekuan darah terutama yang membentuk tromboplastin dan faktor pembentuk trombosit.waktu normal 9-15 menit. Faktor yang membuat clotting time abnormal adalah :
a. Volume darah
b. Teknik pengambilan
c. Darah yang diambil terlalu sedikit/terlalu banyak.

2.3 Penghitungan Trombosit

Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari sitoplasma megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi darah selama 10 hari. Gambaran mikroskopik dengan pewarnaan Wright – Giemsa, trombosit tampak sebagai sel kecil, tak berinti, bulat dengan sitoplasma berwarna biru-keabu-abuan pucat yang berisi granula merah-ungu yang tersebar merata.
Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme faali tubuh untuk melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi utama trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding pembuluh darah. Mereka membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit pada jaringan sub-endotel pada pembuluh darah yang luka) danagregasi (perlekatan antar sel trombosit). Orang-orang dengan kelainan trombosit, baik kualitatif maupun kuantitatif, sering mengalami perdarahan-perdarahan kecil di kulit dan permukaan mukosa yang disebut ptechiae, dan tidak dapat mengehentikan perdarahan akibat luka yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Agar dapat berfungsi dengan baik, trombosit harus memadai dalam kuantitas (jumlah) dan kualitasnya. Pembentukan sumbat hemostatik akan berlangsung dengan normal jika jumlah trombosit memadai dan kemampuan trombosit untuk beradhesi dan beragregasi juga bagus. Beberapa uji laboratorium yang digunakan untuk menilai kualitas trombosit adalah agregasi trombosit, retensi trombosit, retraksi bekuan, dan antibody anti trombosit. Sedangkan uji laboratorium untuk menilai kuantitas trombosit adalah masa perdarahan (bleeding time) dan hitung trombosit Jumlah trombosit normal adalah 150.000 – 450.000 per mmk darah. Dikatakan trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000 per mmk darah. Apabila jumlah trombosit kurang dari 60.000 per mmk darah maka akan cenderung terjadi perdarahan. Jika jumlah trombosit di atas 40.000 per mmk darah biasanya tidak terjadi perdarahan spontan, tetapi dapat terjadi perdarahan setelah trauma. Jika terjadi perdarahan spontan kemungkinan fungsi trombosit terganggu atau ada gangguan pembekuan darah. Bila jumlah trombosit kurang dari 40.000 per mmk darah, biasanya terjadi perdarahan spontan dan bila jumlahnya kurang dari 10.000 per mmk darah perdarahan akan lebih berat. Dilihat dari segi klinik, penurunan jumlah trombosit lebih memerlukan perhatian daripada kenaikannya (trombositosis) karena adanya resiko perdarahan.
Hitung trombosit dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode secara langsung dengan menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop fase kontras dan mikroskop cahaya (Rees-Ecker) maupun secara otomatis. Metode yang dianjurkan adalah penghitungan dengan mikroskop fase kontras dan otomatis. Metode otomatis akhir-akhir ini banyak dilakukan karena bisa mengurangi subyektifitas pemeriksaan dan penampilan diagnostik alat ini cukup baik.
Hitung trombosit secara tidak langsung yaitu dengan menghitung jumlah trombosit pada sediaan apus darah yang telah diwarnai. Cara ini cukup sederhana, mudah dikerjakan, murah dan praktis. Keunggulan cara ini adalah dalam mengungkapkan ukuran dan morfologi trombosit, tetapi kekurangannya adalah bahwa perlekatan ke kaca obyek atau distribusi yang tidak merata di dalam apusan dapat menyebabkan perbedaan yang mencolok dalam perhitungan konsentrasi trombosit. Sebagai petunjuk praktis adalah bahwa hitung trombosit adekuat apabila apusan mengandung satu trombosit per duapuluh eritrosit, atau dua sampai tiga trombosit per lapang pandang besar (minyak imersi). Pemeriksaan apusan harus selalu dilakukan apabila hitung trombosit rendah karena penggumpalan trombosit dapat menyebabkan hitung trombosit rendah palsu. Bahan pemeriksaan yang dianjurkan untuk pemeriksaan hitung trombosit adalah darah EDTA. Antikoagulan ini mencegah pembekuan darah dengan cara mengikat kalsium dan juga dapat menghambat agregasi trombosit.
1. Metode langsung (Rees Ecker)
Hitung trombosit secara langsung menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop cahaya. Pada hitung trombosit cara Rees-Ecker, darah diencerkan ke dalam larutan yang mengandung Brilliant Cresyl Blue sehingga trombosit tercat biru muda. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop. Secara mikroskopik trombosit tampak refraktil dan mengkilat berwarna biru muda/lila lebih kecil dari eritrosit serta berbentuk bulat, lonjong atau koma tersebar atau bergerombol. Cara ini memiliki kesalahan sebesar 16-25%, penyebabnya karena faktor teknik pengambilan sampel yang menyebabkan trombosit bergerombol sehingga sulit dihitung, pengenceran tidak akurat dan penyebaran trombosit yang tidak merata.
2. Metode fase-kontras
Pada hitung trombosit metode fase kontras, darah diencerkan ke dalam larutan ammonium oksalat 1% sehingga semua eritrosit dihemolisis. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop fase kontras. Sel-sel lekosit dan trombosit tampak bersinar dengan latar belakang gelap. Trombosit tampat bulat atau bulat telur dan berwarna biru muda/lila terang. Bila fokus dinaik-turunkan tampak perubahan yang bagus/kontras, mudah dibedakan dengan kotoran karena sifat refraktilnya. Kesalahan dengan metode ini sebesar 8 – 10%. Metode fase kontras adalah pengitungan secara manual yang paling baik. Penyebab kesalahan yang utama pada cara ini, selain faktor teknis atau pengenceran yang tidak akurat, adalah pencampuran yang belum merata dan adanya perlekatan trombosit atau agregasi.
Modifikasi metode fase-kontras dengan plasma darah
Metodenya sama seperti fase-kontras tetapi sebagai pengganti pengenceran dipakai plasma. Darah dibiarkan pada suhu kamar sampai tampak beberapa mm plasma. Selanjutnya plasma diencerkan dengan larutan pengencer dan dihitung trombosit dengan kamar hitung seperti pada metode fase kontras.
3. Metode tidak langsung
Cara ini menggunakan sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna Wright, Giemsa atau May Grunwald. Sel trombosit dihitung pada bagian sediaan dimana eritrosit tersebar secara merata dan tidak saling tumpang tindih. Metode hitung trombosit tak langsung adalah metode Fonio yaitu jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebenarnya dihitung. Cara ini sekarang tidak digunakan lagi karena tidak praktis, dimana selain menghitung jumlah trombosit, juga harus dilakukan hitung eritrosit. Penghitungan trombosit secara tidak langsung yang menggunakan sediaan apus dilakukan dalam 10 lpmi x 2000 atau 20 lpmi x 1000 memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang baik untuk populasi trombosit normal dan tinggi (trombositosis). Korelasinya dengan metode otomatis dan bilik hitung cukup erat. Sedangkan untuk populasi trombosit rendah (trombositopenia) di bawah 100.000 per mmk, penghitungan trombosit dianjurkan dalam 10 lpmi x 2000 karena memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang baik. Korelasi dengan metode lain cukup erat.
4. Hitung Trombosit Otomatis
Penghitung sel otomatis mampu mengukur secara langsung hitung trombosit selain hitung lekosit dan hitung eritrosit. Sebagian besar alat menghitung trombosit dan eritrosit bersama-sama, namun keduanya dibedakan berdasarkan ukuran. Partikel yang lebih kecil dihitung sebagai trombosit dan partikel yang lebih besar dihitung sebagai eritrosit. Dengan alat ini, penghitungan dapat dilakukan terhadap lebih banyak trombosit. Teknik ini dapat mengalami kesalahan apabila jumlah lekosit lebih dari 100.000/mmk, apabila terjadi fragmentasi eritrosit yang berat, apabila cairan pengencer berisi partikel-partikel eksogen, apabila sampel sudah terlalu lama didiamkan sewaktu pemrosesan atau apabila trombosit saling melekat.
Masalah Klinis
Penurunan Jumlah : ITP, myeloma multiple, kanker (tulang, saluran gastrointestinal, otak), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), anemia aplastik, penyakit hati (sirosis, hepatitis aktif kronis), SLE, DIC, eklampsia, penyakit ginjal, demam rematik akut. Pengaruh obat: antibiotik (kloromisetin, streptomisin), sulfonamide, aspirin (salisilat), quinidin, quinine, asetazolamid (Diamox), amidopirin, diuretik tiazid, meprobamat (Equanil), fenilbutazon (Butazolidin), tolbutamid (Orinase), injeksi vaksin, agen kemoterapeutik.
Peningkatan Jumlah : Polisitemia vera, trauma (fraktur, pembedahan), paskasplenektomi, karsinoma metastatic, embolisme pulmonary, dataran tinggi, tuberculosis, retikulositosis, latihan fisik berat. Pengaruh obat : epinefrin (adrenalin)
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
1) Kemoterapi dan sinar X dapat menurunkan hitung trombosit,
2) Pengaruh obat (lihat pengaruh obat),
3) Penggunaan darah kapiler menyebabkan hitung trombosit cenderung lebih rendah,
4) Pengambilan sampel darah yang lamban menyebabkan trombosit saling melekat (agregasi) sehingga jumlahnya menurun palsu,
5) Tidak segera mencampur darah dengan antikoagulan atau pencampuran yang kurang adekuat juga dapat menyebabkan agregasi trombosit, bahkan dapat terjadi bekuan,
6) Perbandingan volume darah dengan antikoagulan tidak sesuai dapat menyebabkan kesalahan pada hasil :
7) Jika volume terlalu sedikit (EDTA terlalu berlebihan), sel-sel eritrosit mengalami krenasi, sedangkan 
8) trombosit membesar dan mengalami disintegrasi.
9) Jika volume terlalu banyak (EDTA terlalu sedikit) dapat menyebabkan terbentuknya jendalan yang berakibat menurunnya jumlah trombosit.
10) Penundaan pemeriksaan lebih dari 1 jam menyebabkan perubahan jumlah trombosit

2.4 Pemeriksaan Rumple Leed Tes (tourniquet test)
Rumple leed test adalah salah satu cara yang paling mudah dan cepat untuk menentukan apakah terkena demam berdarah atau tidak. Rumple leed adalah pemeriksaan bidang hematologi  dengan  melakukan pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji diagnostik kerapuhan vaskuler dan fungsi trombosit. Prosedur pemeriksaan Rumple leed tes yaitu:
Pasang ikatan sfigmomanometer pada lengan atas dan pump sampai tekanan 100 mmHg (jika tekanan sistolik pesakit < 100 mmHg, pump sampai tekanan ditengah-tengah nilai sistolik dan diastolik).
Biarkan tekanan itu selama 10 menit (jika test ini dilakukan sebagai lanjutan dari test IVY, 5 menit sudah mencukupi).
Lepas ikatan dan tunggu sampai tanda-tanda statis darah hilang kembali. Statis darah telah berhenti jika warna kulit pada lengan yang telah diberi tekanan tadi kembali lagi seperti warna kulit sebelum diikat atau menyerupai warna kulit pada lengan yang satu lagi (yang tidak diikat).
Cari dan hitung jumlah petechiae yang timbul dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti. Catatan:
Jika ada > 10 petechiae dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti test Rumple Leede dikatakan positif. Seandainya dalam lingkaran tersebut tidak ada petechiae, tetapi terdapat petechiae pada distal yang lebih jauh daripada itu, test Rumple Leede juga dikatakan positif. Warna merah didekat bekas ikatan tensi mungkin bekas jepitan, tidak ikut diikut sebagai petechiae pasien yg “tek” darahnya tdk diketahui, tensimeter dapat dipakai pada “tek” 80 mmH pasien tidak boleh diulang pada lengan yang sama dalam waktu 1 minggu

Derajad laporan :
(-)    = tidak didapatkan petechiae
(+1) = timbul beberapa petechiae dipermukaan pangkal lengan
(+2) = timbul banyak petechiae dipermukaan pangkal lengan
(+3) = timbul banyak petechiae diseluruh permukaan pangkal lengan & telapak tangan muka & belakang
(+4) = banyak sekali petechiae diseluruh permukaan lengan, telapak tangan & jari, muka & belakang
-       Ukuran normal: negative atau jumlah petechiae tidak lebih dari 10
Prosedur Kerja Pemeriksaan Rumple Leed
1) Pengertian
Pemeriksaan Rumple Leed  adalah pemeriksaan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah yang ditandai dengan munculnya petechiae.
2) Tujuan
Mengetahui gejala penyakit utamanya DHF atau DBD atau penyakit lainnya.
3) Alat dan Bahan
a.  Tensimeter
b.  Stetoskop
c. Alat pengukur waktu
d. Alat tulis
4) Cara Kerja
a. Cuci tangan
b. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
c. Pasang manset tensimeter pada lengan atas penderita dengan benar
d. Tentukan tekanan systole dan diastole
e. Tahan tekanan manset ditengah antara tekanan systole dan diastole selama 5 menit
f. Lepaskan manset
g. Periksa kulit daerah volar lengan bawah dan menghitung jumlah petechiae hasil (-)  negatif bila petechiae < 5  per 2,5 x2,5 cm
h. Informasikan hasil pemeriksaan pada pasien
i. Catat
j. Cuci tangan


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan untuk berhentinya darah mengalir. Ada beberapa metode dalam Bleeding Time yaitu metode ivy dan metode duke.
Clotting Time adalah waktu yang di perlukan darah untuk membeku atau waktu yang di perlukan saat pengambilan darah sampai saat terjadinya pembekuan. Hitung trombosit dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode secara langsung dengan menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop fase kontras dan mikroskop cahaya (Rees-Ecker) maupun secara otomatis. Metode yang dianjurkan adalah penghitungan dengan mikroskop fase kontras dan otomatis. Metode otomatis akhir-akhir ini banyak dilakukan karena bisa mengurangi subyektifitas pemeriksaan dan penampilan diagnostik alat ini cukup baik.
Rumple leed test adalah salah satu cara yang paling mudah dan cepat untuk menentukan apakah terkena demam berdarah atau tidak. Rumple leed adalah pemeriksaan bidang hematologi dengan melakukan pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji diagnostik kerapuhan vaskuler dan fungsi trombosit.



Daftar Pustaka

http://yeonmi-love-pharmacy.blogspot.com/2010/11/laporan-anfisman-clothing-time-bleeding.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Bleeding_time
http://www.answers.com/topic/bleeding-time
http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/bleeding+time

Tidak ada komentar:

Posting Komentar