Kamis, 31 Agustus 2017

makalah penyakit parkinson

BAB 1
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
           Penyakit Parkinson  adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot).
         Penyakit Parkinson  bisa menyerang laki-laki dan perempuan. Rata-rata usia mulai terkena penyakit Parkinson adalah 61 tahun, tetapi bisa lebih awal pada usia 40 tahun atau bahkan sebelumnya. Jumlah orang di Amerika Serikat dengan penyakit Parkinson's diperkirakan antara 500.000 sampai satu juta, dengan sekitar 50.000 ke 60.000 terdiagnosa baru setiap tahun. Angka tersebut meningkat setiap tahun seiring dengan populasi umur penduduk Amerika. Sementara sebuah sumber menyatakan bahwa Penyakit parkinson menyerang sekitar 1 diantara 250 orang yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1 dari 100 orang yang berusia diatas 65 tahun.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.  Apa definisi dari parkinson?
2.  Apa isidensi?
3. Apa etiologinya ?
4.  Bagaimana patofisiologinya?
               5. Bagaimana manifestasi klinisnya?
               6. Apa saja komplikasi Parkinson ?
7. Apa pemeriksaan diagnostik?
8. Bagaimana Penatalaksanaannya?

C.     TUJUAN MASALAH
 1.  Menjelaskan definisi dari Parkinson
2. Menjelaskan isidensi dari parkinson
3. Menjelaskan etiologi parkinson
4.Menjelaskan tentang patofisiologinya
5. Menjelaskan Manifestasi klinis
6. Menjelaskan komplikasi Parkinson
7. Menjelaskan pemeriksaan diagnostiknya
8. Menjelaskan penatalaksanaannya.

      D.     MANFAAT
Memberikan pemaparan secara detail mengenai penyakit parkinson Khususnya bagi Mahasiwa dan  mahasiswi STIKES ANNUR Purwodadi



























BAB II
PEMBAHASAN
A.     DEFINISI
      Penyakit Parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progsesif yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan karateristik yang mucul berupa bradikinesia (perlambatan gerakan), tremor dan kekakuan otot (Smeltzer dan Bare, 2002).
      Parkinsonisme merupakan istilah dari suatu sindrom yang ditandai dengan tremor ritmik, bradikinesia, kekakuan otot dan hilangnya refleks-refleks postural. Kelainan pergerakan diakibatkan oleh defek jalur dopaminergik( produksi dopamine) yang menghubungkan subtansia nigra dengan korpus striatum ( nucleus kaudatus dan nucleus lentikularis). Basal ganglia adalah bagian dari sistem ekstrapiramidal dan berpengaruh untuk mengawali, modulasi, mengakhiri pergerakan, serta mengatur gerakan-gerakan otomatis ( Sylvia dan price, 1999).

B.     INSIDENSI
      Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanita seimbang. 5 – 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala awalnya muncul sebelum usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan, pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat dari 0,6 % pada usia 60 – 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 – 89 tahun.
Di Amerika Serikat, ada sekitar 500.000 penderita parkinson. Di Indonesia sendiri, dengan jumlah penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada sekitar 200.000-400.000 penderita. Rata-rata usia penderita di atas 50 tahun dengan rentang usia-sesuai dengan penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di Sumatera dan Jawa- 18 hingga 85 tahun. Statistik menunjukkan, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, lelaki lebih banyak terkena dibanding perempuan (3:2) dengan alasan yang belum diketahui. (Psychiatr. 2008 april)




C.    ETIOLOGI
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanis-me bagaimana kerusakan itu belum jelas benar.
Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak faktor-faktor lainnya seperti :
1.      Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala
penyakit Parkinson,
2.      Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik,
toksisitas, atau penyebab lain yang tidak diketahui.

D.        PATOFISIOLOGI
     Penyebab terjadinya penyakit Parkinson adalah kurangnya jumlah neurotransmitter dopamin di dalam susunan saraf.Jika otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks otak besar.Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan di antara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis adalah dopamin.Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin terkadang tidak diketahui. Penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidak memegang peran utama.Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun memengaruhi atau menghalangi kerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang digunakan untuk mengobati paranoia berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel saraf. (Salemba Medika. 2008)
E.      MANIFESTASI  KLINIS
Meskipun gejala yang disampaikan di bawah ini bukan hanya milik penderita parkinson, umumnya penderita parkinson mengalami hal itu.
1. Gejala Motorik
a. Tremor (Bergetar)
.                             Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam atau memulung-mulung (pil rolling). Pada sendi tangan fleksi-ekstensi atau pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-ekstensi atau menggeleng, mulut membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini menghilang waktu istirahat dan menghebat waktu emosi terangsang (resting/ alternating tremor).
Tremor tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi pada kelopak mata dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan (seperti orang menghitung uang). Semua itu terjadi pada saat istirahat/tanpa sadar.
b.   Rigiditas/Kekakuan
      Tanda yang lain adalah kekakuan (rigiditas). Jika kepalan tangan yang tremor tersebut digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas bertumpu pada pergelangan tangan, terasa ada tahanan seperti melewati suatu roda yang bergigi sehingga gerakannya menjadi terpatah-patah/putus-putus.
c.   Akinesia/Bradikinesia
      Kedua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga tanda akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam pekerjaan sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin mengecil, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran masih tetap baik sehingga penderita bisa menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu. Wajah menjadi tanpa ekspresi. Kedipan dan lirikan mata berkurang, suara menjadi kecil, refleks menelan berkurang, sehingga sering keluar air liur.
d.  Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk Melangkah
      Gejala lain adalah freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai melangkah, sedang berjalan, atau berputar balik; dan start hesitation, yaitu ragu-ragu untuk mulai melangkah.

e.  Mikrografia
      Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa kasus hal ini merupakan gejala dini.
f.  Langkah Dan Gaya Jalan (Sikap Parkinson)
      Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat (marche a petit pas), stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu membengkok ke depan, punggung melengkung bila berjalan.
 g.  Bicara Monoton
      Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot laring, sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan volume suara halus ( suara bisikan ) yang lambat.
h.   Dimensia
      Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan deficit kognitif.
i.          Gangguan Behavioral
      Lambat-laun menjadi dependen ( tergantung kepada orang lain ), mudah takut, sikap kurang tegas, depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat (bradifrenia) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu yang cukup.
j.   Gejala Lain
      Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas pangkal hidungnya (tanda Myerson positif)
               2. Gejala non motoric
                    a  Disfungsi Otonom
      Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama inkontinensia dan hipotensi ortostatik
Kulit berminyak dan infeksi kulit seborrheic
Pengeluaran urin yang banyak
Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya hasrat seksual,perilaku, orgasme.
b.  Gangguan Suasana Hati, Penderita Sering Mengalami Depresi
c   Ganguan Kognitif, Menanggapi Rangsangan Lambat
d   Gangguan Tidur, Penderita Mengalami Kesulitan Tidur (Insomnia)
e    Gangguan Sensasi,
F.      KOMPLIKASI
         1. gangguan motorik
         2.  kerusakan berjalan, keseimbangan dan postur
         3.  gangguan autonom
         4.  demensia
         5. depresi

G.     PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
      Diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada setiap kunjungan penderita :
1.      Tekanan darah diukur dalam keadaan berbaring dan berdiri, hal ini untuk
mendeteksi hipotensi ortostatik.
2.      Menilai respons terhadap stress ringan, misalnya berdiri dengan tangan
diekstensikan, menghitung surut dari angka seratus, bila masih ada tremor dan rigiditas yang sangat, berarti belum berespon terhadap medikasi.
3.      Mencatat dan mengikuti kemampuan fungsional, disini penderita disuruh menulis kalimat sederhana dan menggambarkan lingkaran-lingkaran konsentris dengan tangan kanan dan kiri diatas kertas, kertas ini disimpan untuk perbandingan waktu follow up berikutnya.
EEG (biasanya terjadi perlambatan yang progresif), CT Scan kepala (biasanya terjadi atropi kortikal difus, sulki melebar, hidrosefalua eks vakuo)

H.  PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan medikamentosa seperti:
1.Antikolinergik untuk mengurangi transmisi kolinergik yang berlebihan ketika
         kekurangan dopamin.
      2.Levodopa, merupakan prekursor dopamine, dikombinasi dengan karbidopa,
      inhibitor dekarboksilat, untuk membantu pengurangan L-dopa di dalam darah dan memperbaiki otak.
   3.Bromokiptin, agonis dopamine yang mengaktifkan respons dopamine di dalam otak.
   4.Amantidin yang dapat meningkatkan pecahan dopamine di dalam otak.
Menggunakan monoamine oksidase inhibitor seperti deprenil untuk menunda serangan ketidakmampuan dan kebutuhan terapi levodopa. (Medscape Medical News. 2008)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN


A.     PENGKAJIAN
        1.Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi) dan fungsi motorik.
               2.Observasi gaya berjalan dan saat melakukan aktivitas.
               3.Kaji riwayat gejala dan efeknya terhadap fungsi tubuh.
4.Kaji kejelasan dan kecepatan bicara.
5.Kaji tanda depresi.

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.
2.Defisit parawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskular,menurunya
     kekuatan,kehilangan kontrol otot/koordinasi.
               3.Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan kemampuan
                    bicara dan kekakuan otot wajah

C.     INTERVENSI
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot.
    Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam klien mampu melakukan aktivitas fisik sesuai   
    dengan kemampuannya.
Kriteria : klien dapat ikut srta dalam program latihan, tidak terjadi kontraktur sendi,bertambahnya kekuatan otot dan klien menunjukkan tidakan untuk meninktkan mobilitas 
Intervensi:
a. kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan
b. lakukan program latihan meningkatkan kekuatan otot.
                    c. anjurkan mandi hangan dan masase otot
d. bantu klien melakukan latihan ROM,perawatan diri sesuai toleransi
e. kolaborasi ahli fisioterapi untuk latihan fisik



2.  Defisit parawatan diri berhubungan dengan kelemahan
neuromuskular,menurunya kekuatan,kehilangan kontrol otot/koordinasi.
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam keperawatan diri klien terpenuhi
Kriteria : klien dapat menunjukkan perubahan hidup untuk kebutuhan merawat diri, klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat kemampuan ,dan mengidentifikasi personal/masyarakat yang dapat membantu.
Intervensi:
a. kaji kemampuan dan tingkat penurunan dan skala 0 – 4 untuk melakukan ADL
b.hindari apa yang tidak dapat dilakukan klien dan bantu bila perlu.
c.kolaborasi pemberian pencahar dan konsul ke dokter terapi okepasi
d. ajarkan dan dukung klien selama klien aktifitas
e. modifikasi lingkungan
f. harga didri yang negatif.
3. Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan kemampuan bicara dan kekakuan otot wajah
Tujuan :
Setelah di berikan asuhan keperwatan di harap pasien bisa berkomonikasi dengan benar
Kriteria Hasil :
Memaksimalkan kemampuan berkomunikasi.
Intervensi:
a. Jaga komplikasi pengobatan.
b. Rujuk ke terapi wicara.
c. Ajarkan klien latihan wajah dan menggunakan metoda bernafas untuk
     memperbaiki kata-kata, volume, dan intonasi.
d. Nafas dalam sebelum berbicara untuk meningkatkan volume suara dan jumlah   
     kata dalam kalimat setiap bernafas
e.  Latih berbicara dalam kalimat pendek, membaca keras di depan kaca atau ke
     dalam perekam suara (tape recorder) untuk memonitor kemajuan.




BAB III
PENUTUP

A.           KESIMPULAN

          Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis progresif, merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalisakibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra keglobus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency). Penyakit Parkinsonmerupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan secara holistik meliputi berbagai bidang.
Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul . Tanpa perawatan,gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi total disabilitas, seringdisertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat menyebabkan kematian.



















DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arief.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan Jakarta : Salemba Medika. 2008

Fahn S, Greene PE, Ford B. Parkinsonism. In: Hand Book of Movement Disorders. Current Medicine; 1998:13-47.

Wolters EC, Bosboom JWL. Parkinson’s Disease. In: Parkinsonism and Related Disorders. Amsterdam: VU University Press; 2007:143-155.

Jankovic J. Parkinson's disease: clinical features and diagnosis. J. Neurol. Neurosurg. Psychiatr. 2008 april;79 (4): 368–76.

     Beals JK. Gaucher Disease Mutation Carriers at Higher Risk for Parkinson's Disease. Medscape Medical News. 2008


Tidak ada komentar:

Posting Komentar